Minggu, 15 Juli 2012
all about cook: macam jenis makanan nusantara
all about cook: macam jenis makanan nusantara: Macam-Macam Soto Soto Kediri Soto Madura Soto Betawi Soto Padang Soto Bandung Soto Sokaraja Soto Banjar Soto Medan Coto ...
macam jenis makanan nusantara
- Macam-Macam Soto
- Soto Kediri
- Soto Madura
- Soto Betawi
- Soto Padang
- Soto Bandung
- Soto Sokaraja
- Soto Banjar
- Soto Medan
- Coto Makassar.
- Macam-Macam Sate
· Sate Madura
Berasal dari pulau
Madura, sebelah utara pulau Jawa, sate jenis ini adalah yang paling populer di
Indonesia. Bahan dagingnya adalah daging ayam atau kambing, dengan bumbu kecap
manis dan gula jawa, dicampur bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang
sudah dihaluskan, petis, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan
dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis
ditambah irisan bawang merah. Sate Madura menggunakan irisan daging yang lebih
kecil. Dimakan dengan nasi putih, lontong, atau ketupat. Terkadang ditambahi
acar irisan bawang, mentimun, dan cabai rawit.
· Sate Padang
Hidangan dari Padang
dan daerah sekitarnya di Sumatera Barat yang terbuat dari jeroan sapi atau
kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utamanya adalah saus
kuah kuning yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan
jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk
kari, dan garam. Sate Padang terbagi atas dua jenis, Sate padang Pariaman dan
Padang Panjang, yang berbeda dalam citarasa saus bumbu kuningnya.
· Sate Ponorogo
Jenis sate yang
berasal dari kota Ponorogo, Jawa Timur. Terbuat dari potongan daging ayam yang
direndam dalam bumbu kecap, disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan
bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Variasi ini unik karena dalam
setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang,
berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas empat potong daging. Daging ayam
sebelumnya direndam dalam kecap manis dan bumbu dan melalui proses
"bacem" agar bumbunya masuk meresap. Kemudian dihidangkan dengan
lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya
untuk mengipasi arang.
· Sate Tegal
Sate kambing muda
yang baru berumur dibawah lima bulan; julukannya di Tegal adalah sate
"balibul" singkatan dari "baru lima bulan". Dipanggang
dalam satuan kodi, yang terdiri atas 20 tusuk, dan tiap tusuk terdapat empat
potong dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging.
Dipanggang diatas bara arang dari hampir matang atau matang sekali; dapat juga
diminta dimasak tidak terlalu matang. Kadang kala potongan lemak dapat diganti
hati, jantung, atau ginjal kambing. daging ini tidak dibumbui sebelum
dipanggang. Saat disajikan, disertai kecap manis yang diencerkan dengan air
panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih,
ditaburi bawang goreng.
· Sate Ambal
sate dari daerah
Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Berbahan daging ayam kampung. Keunikannya adalah
bumbunya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe tumbuk yang dicampur cabai dan
aneka bumbu lainnya. Daging ayam dibaluri dan direndam bumbu selama dua jam
agar rasanya meresap. Sate ini dimakan dengan ketupat.
· Sate Blora
sate dari daerah
Blora. Sate berbahan daging dan kulit ayam ini lebih kecil dari sate lainnya.
Dimakan dengan bumbu kacang, nasi, dan sup dari santan dan bumbu.
· Sate Banjar
Jenis sate yang
populer di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan
· Sate Makassar
Dari Sulawesi
Selatan, sate ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang
terbuat dari belimbing. Rasanya khas asam dan pedas. Tidak seperti sate
lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu.
· Sate Buntel
Khas kota Solo atau
Surakarta, Jawa Tengah. Terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing
(terutama bagian perut atau iga). Daging kaya lemak ini kemudian dibungkus
selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini
cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara
arang, irisan sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu
disajikan dengan kecap manis dan merica.
· Sate Lilit
Variasi sate dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang, dari
daging sapi, ayam, ikan, babi, atau daging kura-kura. Daging cincang ini
dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica.
Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang
serai, lalu dipanggang di atas bara arang.
· Sate Pusut
Hidangan dari pulau
Lombok. Terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa
parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan
dipanggang dengan bara arang.
· Sate Ampet
Juga hidangan sate
dari pulau Lombok. Terbuat dari jeroan sapi dan daging sapi. Bumbu sate ampet
sangat pedas. Bumbunya adalah campuran santan dan bumbu.
· Sate Maranggi
Sate khas Sunda yang
lazim ditemukan di Purwakarta, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat. Bumbu sate ini
dibuat dari bumbu khusus, yaitu pucuk bunga kecombrang (Nicolaia speciosa) dan
tepung ketan. Kecombrang memberokan aroma dan rasa yang seperti mentol.
Dihidangkan dengan ketan (jadah) atau nasi putih.
· Sate Lembut
Sate yang langka dari masyarakat Betawi. Dapat ditemukan di Jalan
Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate dibuat dari daging cincang dicampur parutan
kelapa dan bumbu-bumbu, dililitkan pada tusukan sate dari bambu yang pipih.
Biasannya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.
· Sate Manis
Juga maakan khas
Betawi. Juga ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate ini dibuat
dari daging has dalam (tenderloin) bagian yang paling lembut dari daging sapi,
direndam dalam bumbu yang manis. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.
· Sate Kambing
Sate yang populer di
Jawa, dibuat dari daging kambing atau daging domba. Berbeda dengan sate jenis
lainnya, sate kambing biasanya tidak dibumbui terlebih dahulu. Daging kambing
mentah biasanya langsung dipanggangdiatas bara api arang. Setelah matang
disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, dan tomat. Daging yang
digunakan sebaiknya daging kambing muda yang lebih lembut, biasanya berusia 3
sampai 5 bulan.
· Sate Kerbau
Sate dari daerah
Kudus, dimana sebagian umat muslim menghindari memakan daging sapi sebagai
bentuk tenggang rasa dan toleransi bagi umat Hindu. Daging kerbau dimasak
dengan gula jawa, ketumbar, jintan putih, dan bumbu lainnya hingga empuk.
Beberapa pedagang menggiling dagingnya dulu agar lebih empuk. Kemudian
dipanggang di atas bara arang, disajikan dengan saus bumbu yang terbuat dari
santan, gula jawa, dan bumbu lainnya. Secara tradisional sate ini disajikan di
atas daun jati.
· Sate Kelinci
Sate yang terbuat
daridaging kelinci, lazim ditemukan di Jawa. Disajikan dengan irisan bawang
merah, bumbu kacang, dan kecap manis. Sate kelinci biasanya ditemukan di
kawasan pegunungan di pulau Jawa dimana penduduk memelihara kelinci sebagai
hewan ternak, seperti di Lembang, Jawa Barat, Kaliurang di Yogyakarta,
Bandungan dan Tawangmangu di Jawa Tengah, juga Telaga Sarangan di Jawa Timur.
· Sate Burung
Ayam-ayaman
Sate yang terbuat
dari ampela, hati, dan usus "Burung Ayam-ayaman" (sejenis burung
laut). Setelah ditusukkan di tusukan sate dan dibumbui, sate jerohan burung ini
tidak dibakar, melainkan digoreng dalam minyak kelapa atau minyak sawit yang
banyak dan panas.
· Sate Bandeng
Sate yang unik dari
Banten. Terbuat dari daging ikan bandeng tanpa duri dan tulang. Bandeng yang
dibumbui dipisahkan dari duri, lalu dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan
bandeng, dijepit degan bambu, lalu dipanggang di atas bara arang.
· Sate Belut
Sate yang cukup
langka dari pulau Lombok. Terbuat dari belut yang lazim ditemukan di sawah dan
empang. Daging belut ditusuk dan dililitkan lalu dibakar di atas bara arang.
Tiap tusuk mengandung satu ekor belut.
· Sate Kuda
Dikenal sebagi
"Sate Jaran" oleh warga setempat di Yogyakarta, terbuat dari daging
kuda. Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol dan kecap manis.
· Sate Bulus
Juga hidangan sate
langka dari Yogyakarta. Terbuat dari daging bulus. (softshell turtle). Disajikan
dengan irisan bawang merah, merica, kol dan kecap manis. Daging bulus juga
disajikan sebagai tongseng.
· Sate Ular
Sate eksotik dan
langka yang biasanya disajikan di rumah makan atau warung yang menyediakan
daging unik seperti daging ular dan kadal, misalnya di dekat stasiun Gubeng di
Surabaya, atau daerah Mangga Besar dan stasiun Tebet di Jakarta. Biasanya
menggunakan daging ular sendok, kobra atau ular sanca). Disajikan dengan irisan
bawang merah, merica, acar, dan kecap manis.
· Sate Babi
Populer di kalangan
warga Tionghoa Indonesia, yang kebanyakan bukan warga muslim yang mengharamkan
daging babi. Hidangan ini lazim ditemukan di Pecinan di perkotaan Indonesia,
khususnya Glodok, Pecenongan, dan Senen di Jakarta. Juga populer di Bali yang kebanyakan
penganut agama Hindu, juga populer di Belanda.
· Sate Kulit
Ditemukan di Sumatera, sate yang renyah terbuat dari kulit ayam
yang dibumbui.
· Sate Ati
Sate yang dibuat dari
campuran ati, ampela, dan usus. Biasanya ampela diletakkan paling bawah, usus ditengah,
dan ati di atas. Setelah dibumbui, jerohan ayam ini tidak digoreng atau
dibakar, tetapi direbus hingga matang. Sate ini bukanlah makanan utama,
biasanya dijadikan makanan pendamping bubur ayam.
· Sate Usus
Usus yang dibumbui secara ringan dan digoreng, biasanya juga untuk
teman makan bubur ayam.
· Sate Babat
Babat yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan
sebagai hidangan teman makan soto.
· Sate Kerang
Kerang yang dibumbui
secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan
lontong Kupang dan lontong Balap.
· Sate Telur Puyuh
Beberapa telur puyuh
yang direbus dan ditusuk sate, dibumbui dan direbus lebih lanjut, biasanya
disajikan sebagai hidangan makan.
· Sate Telur Muda
Sate yang dibuat dari
telur ang belum jadi (uritan) diambil dari ayam betina yang disembelih. Telur
muda ini ditusuk sate, dibumbui dan dibakar.
· Sate Torpedo
Sate yang dibuat dari
testis kambing, dibumbui dalam kecap manis dan dibakar. Disajikan dengan bumbu
kacang, kecap manis, acar, dan nasi putih.
· Sate Susu
Dapat ditemukan di
Jawa dan Bali, dibuat dari brisket sapi dengan citarasa susu, disajikan dengan
sambal.
· Sate Kere (sate orang
miskin)
Sate vegetarian murah
yang dibuat dari tempe giling dari kota Solo, disajikan dengn bumbu kacang dan
acar. Istilah "kere" dalam Bahasa Jawa berarti "miskin";
aslinya untuk menyediakan kesempatan bagi warga miskin untuk menikmati sate
karena zaman dahulu daging adalah barang mewah. Kini sate kere juga menyediakan
usus, hati, dan daging sapi disamping sate tempe.
· Sate Bebek Tambak
Sate daging bebek
dari Tambak, Banyumas. Disajikan dengan saus bumbu manis kacang tanah atau
bumbu pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun.
· Sate kelapa
Sate yang dibuat dari
dua atau tiga irisan daging sapi yang ditusuk dan di balut dengan parutan
kelapa muda yang bercampur bumbu, kemudian di kepal sampai berbentuk oval
panjang setelah itu sate digoreng dengan minyak goreng sampai balutan parutan
kelapa muda berwarna coklat. Inilah salah satu dari sate yang tidak dipanggang
dan merupakan sate tradisional Jawa yang dihidangkan pada acara khusus
selamatan tradisi di Jawa Timur.
· Sate bekicot
Bekicot diambil dulu
dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil daging bekicot,
kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan dipanggang diatas
bara api.
· Sate kol
Dari siput air tawar
diambil dulu dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil
dagingnya, kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan
dipanggang diatas bara api.
2. Sambal
- Sambal Asam, sambal ini mirip sambal terasi dan mengandung asam, biasanya asam jawa.
- Sambal Bajak, cabai untuk sambal ini digoreng dengan minyak, ditambah dengan bawang putih, terasi dan bumbu-bumbu lainnya.
- Sambal Balado, dari Minangkabau. Cabai untuk sambal ini digoreng dengan minyak, bawang putih, bawang merah atau bawang bombai, tomat, garam dan jeruk nipis.
- Sambal Belacan, sambal ini mengandung belacan atau udang yang dilumatkan. Sambal ini juga dapat digabung dengan bahan lain seperti kangkung untuk menghasilkan sambal kangkung, dengan cumi-cumi untuk menghasilkan sambal sotong, dan dengan telur untuk sambal telur.
- Sambal dabu-dabu, berasal dari Manado, mirip saus salsa Meksiko, dibuat dari tomat, garam, basil, jeruk kesturi dan cabai.
- Sambal Kecap, irisan cabai rawit, cabai merah, bawang merah, kecap manis dan irisan jeruk limau, rasanya pedas dan segar. Biasanya untuk teman makan telor ceplok atau cocolan tahu/tempe.
- Sambal Kemiri, sambal ini mengandung kemiri
- Sambal Manis, Cabai, bawang dan gula. Rasanya agak manis.
- Sambal Pencit, Sambal ini dicampur dengan irisan buah mangga muda (bahasa Jawa: Pencit).
- Sambal Tomat, sambal ini dicampur dengan tomat, baik yang diiris kecil-kecil atau dilumatkan.
- Sambal Trassi atau sambal terasi, mengandung terasi, yang adalah udang yang dilumatkan. Juga mengandung cabai merah dan hijau, terasi, gula, garam, jeruk nipis.
- Sambal Udang, cabai digoreng dengan minyak, bawang putih dan udang.
- Sambal Ulek (Oelek), beberapa resep juga menggunakan garam dan jeruk nipis.
- Sambal Jeruk, cabai hijau dengan perasan jeruk nipis.
- Sambal Setan, sambal yang sangat pedas dengan Cabai Madame Jeanette.
- Sambal Pedas Pedas, sambal ulek yang sangat pedas.
- Sambal Lu'at, Sambal yang mirip dengan Sambal Jeruk, namun ditambah potongan kulit jeruk dan bahan dasarnya cabai merah. Sangat pedas dan beraroma khas jeruk.
·
Rendang
- Rendang
daging (Randang dagiang):
rendang daging sapi, kerbau, kambing atau domba. Adalah jenis rendang yang
paling lazim ditemukan.
- Rendang
ayam: Rendang yang terbuat dari
daging ayam
- Rendang
bebek (Randang itiak):
Rendang yang terbuat dari daging bebek
- Rendang
hati: Rendang yang terbuat dari
hati sapi
- Rendang
telur (Randang talua):
Rendang yang terbuat dari telur ayam, khas Payakumbuh
- Rendang
paru: Rendang yang terbuat dari
paru-paru sapi, khas Payakumbuh
- Rendang
ikan tongkol: Rendang yang terbuat dari
ikan tongkol
·
Kerupuk
§ Kerupuk udang
§ Kerupuk ikan
§ Kerupuk aci
§ Kemplang
§ Kerupuk bawang putih
§ Kerupuk bawang
§ Kerupuk kulit
§ Kerupuk mlarat
§ Kerupuk gendar
§ Kerupuk sanjai
§ Rengginang
§ Rempeyek
§ Rambak
·
Keripik
·
Keripik bayam, keripik yang terbuat dari daun bayam
·
Keripik belut, keripik yang terbuat dari belut
·
Keripik ceker ayam,
keripik yang terbuat dari kulit kaki ayam
·
Keripik gadung, keripik yang terbuat dari gadung
·
Keripik ganggang, keripik yang tebuat dari ganggang laut
·
Keripik jagung, keripik yang terbuat dari jagung
·
Keripik jamur, keripik yang terbuat
dari jamur tiram
·
Keripik kangkung, keripik yang terbuat dari daun kangkung
·
Keripik kakap, keripik yang terbuat
dari kulit ikan
kakap
·
Keripik kentang, keripik yang terbuat dari kentang
·
Keripik melinjo, keripik yang terbuat dari melinjo
·
Keripik oncom, keripik yang terbuat dari oncom
·
Keripik paru, keripik yang terbuat
dari paru hewan sapi
·
Keripik pisang, keripik yang terbuat dari pisang
·
Keripik singkong, keripik yang terbuat dari singkong
·
Keripik sukun, keripik yang terbuat dari sukun
·
Keripik tahu, keripik yang terbuat
dari tahu
·
Keripik talas, keripik yang terbuat dari talas
·
Keripik tempe, keripik yang terbuat dari tempe
Sabtu, 14 Juli 2012
6 Teknik Bungkus Nusantara
1.
Ketupat
Bungkusan ketupat ini adalah adalah
salah satu bunkusan untuk masakan khas Indonesia yang sudah familiar sekali,
terutama pada saat lebaran. Bungkusan ini memang biasa dibuat rutin untuk
masakan khas lebaran yaitu ketupat.setiap daerah di Indonesia mempunyai teman makan
ketupat yang berbeda, ada yang menggunakan opor, sayur papaya, rendang, sayur
nangka. Dan lain-lain.
2.
Sudi
Bungkusan
ini biasa dibuat untuk membungkus kue tradisional khas seperti kue klepon, dan
cenil. Dan bisa juga sebagai wadah lauk kering tak berkuah untuk selamatan. Kue
tradisional ini sangat terkenal sekali Indonesia.
3.
Lontong
Bungkusan lontong ini biasanya
digunakan untuk memasak makanan khas jawa tengah yaitu lontong. Makanan ini
biasa dibuat pada perayaan-perayaan istimewa seperti lebaran. Bungkusan lontong
terbuat dari daun pisang yang dibuat dengan teknik khusus.
·
Cara Membungkus :
-
Pertama bersihkan daun pisang
menggunakan lap kering setelah sebelumnya dijemur dulu.
-
Gulung daun pisang lalu pegang 1 bagian
daripada ujungnya, dan tekuk bagian tersebut ke atas. Lalu lipat bagian kanan
pinggirnya membentuk seperti segitiga dan lipat pula bagian kirinya. Satukan
ditengah dan kunci menggunakan lidi yang sudah dpotong runcing.
-
Langkah diatas dilakukan lagi pada
bagian sebelahnya setelah beras dimasukkan kedalam bungkusan.
4.
Sumpil
Bungkusan ini biasanya
digunakan untuk membungkus makanan kering, berkuah sedikit atau juga bisa untuk
membungkus kue-kue tradsional Indonesia seperti, tempe, kue lupis, botok atau
penganan sejenis nagasari. Sebagai penutup atau penguncinya digunakan lidi.
·
Cara membungkus :
-
Pertama bersihkan daun pisang
menggunakan lap kering setelah sebelumnya dijemur dulu.
-
Kedua pegang bagian sisi sebelahnya dan
ambil salah satu sisinya lipat ketengah membentuk pola segitiga dan lalu pada
bagian lainnya. Lakukan cara tersebut untuk bagian sisi lainnya.
-
Setelah semua sisi terlipat kunci atau
rekatkan dengan menggunakan lidi dibagian tengah atas.
5.
Takir
Bungkusan ini biasanya digunakan untuk wadah makanan
Indonesia yang agak berkuah seperti kolak pisang dan bubur. Bungkusan bentuknya
mirip dengan mangkuk atau wadah yang harus disemat lidi dikanan kirinya agar
isinya tidak tumpah berceceran.
·
Cara membungkus :
-
Pertama bersihkan daun pisang
menggunakan lap kering setelah sebelumnya dijemur dulu.
-
Lipat kedua bagian pinggiran agar
seperti bagian pada sisi mangkuk. Lalu lipat sisi yang masih terbuka seperti
lipatan sebuah segitiga dan satukan kedua bagian tersebut ditengah. Begitu pula
pada bagian satunya agar semua bagian tertutup seperti wadah atau mangkuk.
-
Terakhir sematkan lidi pada bagian sisi
lipatan agar bentuk tetap seperti mangkuk.
6.
Clorot
Bungkusan ini biasa digunakan untuk makanan bernama
sama seperti nama bungkusan yaitu clorot. Clorot merupakan salah satu kue
tradisional Indonesia yang bungkusannya menggunakan daun kelapa atau yang biasa
disebut orang Indonesia sebagai daun janur.
·
Cara membungkus :
-
Pertama bersihkan daun dengan lap kering
atau setengah basah.
-
Lalu linting-linting daun kelapa mulai
dari bagian atau sisi yang kecilnya terlebih dahulu hingga semua daun terlilit
membentuk sebuah wadah. Jangan lupa sematkan lidi pada ujungnya agar bentuk
tetap, tidak berubah.
Selasa, 10 Juli 2012
PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BAHAN MAKANAN
1.
Pendinginan
Pendiginan adalah penyimpanan
bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai +10 0 C.
Cara
Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan
dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 sampai -24 0 C. Pembekuan cepat (quick
freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -40 0 C. Pendinginan biasanya dapat
mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam
bahan pangannya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa
bulan atau kadang beberapa tahun.
Perbedaan
lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap
keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam
pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku
misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali
(thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali.
Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa,
tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan pangan menjadi
rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah.
2. Pengeringan
pengeringan
adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energi panas.
Cara:
kandungan air bahan
tersebut di kurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh
lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan
volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang
pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga
memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih
murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah
di keringkan, misalnya tembakau, kopi, teh, dan biji-bijian.
Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga
mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat
berubah, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan
sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu
pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali
(rehidratasi) sebelum di gunakan. Agar pengeringan dapat berlangsung, harus di
berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara
untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan.
Penyedotan uap air ini dapat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat
berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan
tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan
tersebut.
Factor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan
a) luas permukaan benda
b) suhu pengeringan
c) aliran udara
d) tekanan uap di udara
e) waktu pengeringan.
3. Pengemasan
Pengemasan
merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan
makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi pengemasan
perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan drastis
mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer.
Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan
jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas
dalam keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan
dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi
gama. Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori
yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang – lubang . Plastik
ini sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang
harus dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan
daun pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
4.
Pengalengan
Namun, karena dalam pengalengan makanan
digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih
terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadap panas)
yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan. Itulah sebabnya makanan
dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai, segera setelah proses
pengalengan selesai. Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan
bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba,
dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara
komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan
pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan
kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita
rasa.
5.
Pemanasan
Penggunaan panas dan waktu dalam proses
pemanasan bahan pangan sangat berpengaruh pada bahan pangan. Beberapa jenis
bahan pangan seperti halnya susu dan kapri serta daging, sangat peka terhadap
susu tinggi karena dapat merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya, komoditi
lain misalnya jagung dan kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa
banyak mengalami perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di
berikan semakin banyak mikroba yang mati. Pada proses pengalengan, pemanasan di
tujukan untuk membunuh seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan
pembusukan makanan dalam kaleng tersebut, selama penanganan dan penyimpanan.
Pada proses pasteurisasi, pemanasan di tujukan untuk memusnahkan sebagian besar
mikroba pembusuk, sedangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal dan masih
hidup terus di hambat pertumbuhanya dengan penyimpanan pada suhu rendah atau
dengan cara lain misalnya dengan bahan pengawet. Proses pengawetan dapat di
kelompokan menjadi 3 yaitu: pasteurisasi, pemanasan pada 1000 C dan pemanasan di atas 1000 C.
6.
Fermentasi
Fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai
pengawet sumber makanan, tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satumya
fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan
nilai pH pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkanakan
muntah-muntah, diare, atau muntaber.
Bakteri laktat (lactobacillus) merupakan
kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik di
perairan (air tawar ataupun laut), tanah, lumpur, maupun batuan. tercatat
delapan jenis bakteri laktat, antara lain Lacobacillus acidophilus, L
fermentum, L brevis,dll
Asam laktat yang dihasilkan bakteri
dengan nilai pH (keasaman) 3,4-4 cukup untuk menghambat sejumlah bakteri
perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman. Namun, selama proses fermentasi
sejumlah vitamin juga di hasilnhkan khususnya B-12. Bakteri laktat juga
menghasilkan lactobacillin (laktobasilin), yaitu sejenis antibiotika serta
senyawa lain yang berkemampuan menontaktifkan reaksi kimia yang dihasilkan oleh
bakteri fekal di dalam tubuh manusia dan bahkan mematikannya , Senyawa lain
dari bakteri laktat adalah NI (not yet identified atau belum diketahui). NI
bekerja menghambat enzim 3-hidroksi 3-metil glutaril reduktase yang akan
mengubah NADH menjadi asam nevalonat dan NAD. Dengan demikian, rangkaian
senyawa lain yang akan membentuk kolesterol dan kanker akan terhambat.
Di beberapa kawasan Indonesia, tanpa
disadari makanan hasil fermentasi laktat telah lama menjadi bagian di dalam
menu makanan sehari-hari. Yang paling terkenal tentu saja adalah asinan sayuran
dan buah-buahan. Bahkan selama pembuatan kecap, tauco, serta terasi, bakteri
laktat banyak dilibatkan. Bekasam atau bekacem dari Sumatera bagian Selatan,
yaitu ikan awetan dengan cara fermentasi bakteri laktat, bukan saja merupakan
makanan tradisional yang digemari, tetapi juga menjadi contoh pengawetan secara
biologis yang luas penggunaannya.
7.
Iradiasi
Iradiasi adalah proses aplikasi
radiasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan. Menurut Maha (1985),
iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi
secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno et
al. (1980), iradiasi
adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan
sumber iradiasi buatan.
Contoh radiasi pengion yang disebut
terakhir ini paling banyak digunakan (Sofyan, 1984; Winarnogdan gelombang elektromagnetik b,aJenis iradiasi pangan yang dapat
digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu
radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan
terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya. Jenis
iradiasi ini dinamakan radiasi pengion, contoh radiasi pengion adalah radiasi
partikel et al., 1980).
Dua jenis radiasi pengion yang umum
digunakan untuk pengawetan makanan adalah : sinar gamma yang dipancarkan oleh
radio nuklida 60Co
(kobalt-60) dan 137Cs
(caesium-37) dan berkas elektron yang terdiri dari partikel-pertikel bermuatan
listrik. Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama
terhadap makanan.
Menurut Hermana (1991), dosis radiasi
adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke dalam bahan pangan dan merupakan
faktor kritis pada iradiasi pangan. Seringkali untuk tiap jenis pangan
diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau
jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang
diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan
mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen
Keamanan pangan iradiasi merupakan
faktor terpenting yang harus diselidiki sebelum menganjurkan penggunaan proses
iradiasi secara luas. Hal yang membahayakan bagi konsumen bila molekul
tertentu terdapat dalam jumlah banyak pada bahan pangan, berubah menjadi
senyawa yang toksik, mutagenik, ataupun karsinogenik sebagai akibat dari proses
iradiasi.
8.
Penggunaan
bahan kimia
Bahan pengawet dari bahan kimia
berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk
dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh beberapa jenis
zat kimia : cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan,in-package desiccant, ethylene
absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari
ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran.
Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur
sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman.
Suatu jenis regenerasi baru growth
substance sintesis
yang disebut morfaktin telah ditemuakan dan diaplikasikan
untuk mencengah kehilangan berat secara fisiologis pada pasca panen, kerusakan
karena kapang, pemecahan klorofil serta hilangnya kerennyahan buah. Scott dkk
(1982) melaporkan bahwa terjadinya browning, kehilangan berat dan pembusukan buah
leci dapat dikurangi bila buah – buahan tersebut direndam dalam larutan
binomial hangat (0,05%, 520C ) selama 2 menit dan segera di ikuti
dengan pemanasan PVC (polivinil klorida ) dengan ketebalan 0,001 mm.
9.
Pengawetan
Pengawetan
makanan adalah
cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan
mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan
jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan
daya tarik produk pengawetan makanan. Teknologi pengawetan makanan yang dikembangkan
dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang
masa konsumsi bahan makanan.
Tujuan
Sejak
manusia dapat berbudidaya tanaman dan hewan, hasil produksi panen menjadi
berlimpah. Namun
bahan-bahan tersebut ada yang cepat busuk, makanan
yang disimpan dapat menjadi rusak, misalnya karena oksidasi atau
benturan. Contohnya lemak menjadi
tengik karena mengalami reaksi oksidasi radikal bebas. Untuk
menangani hal tersebut, manusia melakukan pengawetanpangan, sehingga bahan makanan dapat dikonsumsi
kapan saja dan dimana saja, namun dengan batas kadaluarsa, dan
kandungan kimia dan bahan makanan dapat dipertahankan. Selain itu, pengawetan
makanan juga dapat membuat bahan-bahan yang tidak dikehendaki seperti racun alami dan
sebagainya dinetralkan atau disingkirkan dari bahan makanan.
Cara
Cara pengawetan bahan makanan dapat
disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi bahan makanan, dan
tujuan dari pengawetan. Secara garis besar ada dua cara dalam mengawetkan
makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.
Langganan:
Postingan (Atom)